CURUG CIAWITALI


Curug Ciawitali

Dini hari mulai datang dan gw masih asik bermain dengan laptop ini karena memang sedang ada tugas yang harus di selesaikan.

“Besok ikut gw yuk ke curug ciawitali...” Ajak Ajay
“malesss...” Jawab gw

Ajay ini adalah teman seangkatan gw saat pendidikan MAPALA di kampus ini. Singkat cerita gw kenal dengan ajay pada saat sedang di depan asrama, pada saat itu kami diwajibkan tinggal di asrama bagi seluruh mahasiswa tingkat satu di kampus ini, gw merasa tidak asing dengan muka dia terlebih dia memakai baju yang pernah gw lihat sebelumnya, dan benar saja ternyata kami berdua pernah mengikuti kegiatan alam yang sama pada saat SMA, yang membedakan hanya komunitas yang kami ikuti.

Kembali ke jalan yang benar...

Gw agak kurang antusias dengan bermain ke curug karena sudah keyang dari jaman fir’aun masih ngojek nyurug mulu... wkwkwkwk

“Ayolah temenin gw, lu kan orang sana juga” Sahut ajay dengan segala tipu dayanya
“hmmm... OK lah” Jawab gw
“OK. Kita berangkat jam 6 ya” Sahut ajay

Gw pun meneruskan bermain dengan laptop ini hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 03.00. waktunya bobo...


Sinar mentari perlahan mulai terbit, gw pun terbangun dari tidur yang singkat ini. karena sebelumnya ini dadakan dan gw mesti balik dulu ke kosan buat ngambil baju salin karena niat gw nyurug adalah mandi wkwkwk...

Jam menunjukkan pukul 08.00 masih belum berangkat. Berangkat jam 06.00 hanyalah wacana wkwkwk.

Pukul 08.xx kami berangkat dari kampus ini menuju ke cigombong. Tapi di jalan pun kami mesti berhenti terlebih dahulu, karena menunggu teman yang lain, mengisi oli, bensin, dan perut yang kosong ini.

Sekitar pukul 10.xx kami tiba di cigombong dan kami singgah dulu di salah satu sekret penggiat alam disana. Setelah berbincang cukup lama kami pun melanjutkan perjalan menuju desa lengkong tempat dimana kami akan menitipkan kendaraan yang kami gunakan.

Setelah sampai dan memarkirkan motor, kami Ishoma terlebih dahulu dan langsung melanjutkan perjalanan. Jalan yang kami lalui adalah persawahan di dekat sungai yang di apit oleh 2 punggungan, beginilah ciri khas kaki gunung pangrango, tak berbeda dengan daerah-daerah lain di sekitar kaki gunung pangrango.

Jalan setapak menuju curug

Jalan setapak menuju curug


Aliran Sungai

Jalan setapak menuju curug

Sepanjang jalan banyak aktivitas masyarakat yang bekerja di sawah ini, sawah ini berbatasan langsung dengan hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Setelah kira-kira setengah jam berjalan akhirnya kami sampai di gubuk yang dibuat oleh warga setempat, di gubuk ini ada warba yang berjaga dan kami dikenakan retribusi 5000 per orangnya. *jaman gw dulu mana ada beginian wkwkwk*

Pertigaan depan pos retribusi

Jalan menuju curug Cisadane

Ditempat ini adalah persimpangan dengan jalan ke Curug Cisadane yang sebelumnya pernah gw posting juga (https://pasir-pangrango.blogspot.com/2018/01/curug-cisadane.html). Jalan menuju curug cisadane berbelok ke kiri melewati sungai, sedangkan tujuan kami curug ciawitali yang berbelok kekiri  mengikuti jalan di pinggiran sungai tanpa harus menyebranginya.

 Curug Ciawitali

Sekitar 10 menit berjalan kami pun sampai di pintu hutan dan tak jauh dari sini kami sudah dapat menemui curug ciawitali ini. Beuh... lumayan lah curug ini tidak terlalu tercemar di bandingkan curug-curug hits para pemburu stok IG jaman sekarang. Curug ini memang tidak setinggi curug-curug lainnya yang berada di lembahan yang berbeda (ex: Cisadane, Cikaracak, Dipadaranten, Dll) tetapi masih cukup indah untuk dinikmati.

Curug Ciawitali

Curug ciawitali ini memiliki tinggi kurang lebih 20 meteran lah, dibawahnya ada kolam yang tidak terlalu dalam namun cukup untuk basah-basahan lah... Warna kolam curug ini berwarna agak coklat karena dasar dari kolam ini, namun air di curug ini cukup jernih. Curug ini dikelilingin oleh tebing yang tegak lurus, cocok lah buat para menikmati kegiatan Rapling. Tujuan si ajay dan temannya kesini pun untuk rapling.

Disaat orang lain asik rapling-an, saatnya gw meng-explore wilayah sekitar sini, dan ternyata di atas curug ini masih terdapat sawah dan gubuk milik warga disini. Wilayah punggungan di atas sini jika diteruskan akan bertemu dengan punggungan di daerah Bodogol, yaitu salah satu resort penelitian di kawasan TNGGP.

Makan Indomie dulu gan :v

Setelah asik mengexplore saatnya gw turun lagi ke curug untuk makan dan mulai ber-basah-basahan. Byuurrrr. Mandi di curug seperti ini rasanya seperti mendapatkan energi positif, Vitamin+++++ lah pokoknamah.

Foto Bersama Dulsss :v

Pemandangan Sore Hari

Sore hari pun tiba, waktunya kami pulang dan berharap sebelum maghrib sudah sampai di penitipan motor. Sepanjang jalan pulang kami masih disodorkan pemandangan keren di sore hari. Memang cocok lah tempat beginian untuk para penikmatnya....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Goes to 3428 MDPL

Pangrango dan Geger Bentang

Menyusuri Puncak Salak 1-3-impressa-5-4.