KENCANA, RIMBA dan LUHUR
Puncak Luhur
Pagi itu kami bergegas untuk
segera berangkat menuju puncak kencana. Setelah memastikan semua nya aman kami
langsung menancap gas motor ini. Gw baru ingat kalau ini adalah hari sabtu dan
pilihan yang salah karena memilih lewat kota hmm... Langsung saja gw beralih
melewati jalan yang sekiranya tidak padat di daerah ceger.
Tempat yang kami tuju adalah
daerah pegunungan di sekitar puncak, karena kondisi jalanan yang padat dan
cenderung macet, gw memutuskan untuk melewati jalan tikus melewati daerah
katulampa hingga tembus ke jalan raya puncak. Kondisi jalan saat itu sedang
buka tutup, yang dibuka satu arah menuju ke arah puncak (atas).
Singkat Cerita sampai lah kami di
gang menuju puncak kencana, jalur yang kami lewati memang berbeda dengan
kebanyakan orang, but it’s okay lah ya...
Perkebunan Teh
Kami masih melewati rumah-rumah
warga yang jalannya mulai berbatu. Disini cukup banyak berdiri villa-villa yang
entah itu punya siapa. Sampai akhirnya pemandangan sekitar jalan berubah
menjadi hamparan kebun teh yang luas. Cukup lama perjalanan ini, mana jalannya
berbatu pula, tapi rasa itu kalah dengan keindahan alam di kawasan kebun teh
ini.
Sekitar pukul 11.xx sampai lah
kami di parkiran motor yang kondisinya saat itu cukup ramai. Parkiran ini
berlokasi di rumah warga yang bekerja di kebun teh. Kami melanjutkan perjalanan
dengan berjalan kaki, pos pendakian tampak dari kejauhan dengan sang saka merah
putih berkibar di atasnya.
15 menit kami berjalan akhirnya
sampai juga di pos, kami pun langsung Ishoma dan bersiap untuk nanjak.
Anggota Muda Divisi Gunung Hutan R-XXII
Resection
Penentuan Posisi pada Peta
Disini kami menerapkan tentang
pengaplikasian navigasi darat yang sebelumnya pernah saya posting. Setelah melakukan orientasi medan kami pun
mulai melakukan pergerakan dengan menggunakan metode manual men to men. Karena
tujuan kami mengambil data jadi perjalanan ini santai saja. Kondisi hutan
disini sama seperti layaknya hutan hujan tropis disekitarnya (gepang dan
salak). Sepanjang jalan tim kami mengamati tentang peluang tumbuhan yang dapat
di konsumsi yang ada disekitar jalur.
Puncak Kencana
Pendirian Tenda
Sore hari menjelang dan akhirnya
kami sampai di puncak kencana, langsung saja peralatan camp dan dapur kami
eksekusi. Cuaca disini cukup cepat berubah, terkadang terbuka, kadang pula
tertutup kabut.
Hari pun berganti malam dan cuaca
disini cukup cerah, dan gw rasa sih gak begitu dingin. Lampu perkotaan cukup
jelas dari sini, terlihat keramaian di daerah puncak hingga kota bogor.
Matahari perlahan mulai
menunjukkan kecantikannya, pertanda pelualangan baru akan segera dimulai. Cuaca
pagi ini sangat cerah, bahkan puncak pangrango pun terlihat menjulang dengan
gagahnya di sebrang sana.
Setelah menunaikan naluri seorang
manusia yang sedang lapar (sarapan) kami pun segera packing dan membereskan
peralatan camp. Beberapa orang ada yang sibuk mendokumentasikan momen, dan
sebagian lagi ada yang sedang mengukur luasan camp sebagai data tambahan.
Memastikan posisi tidak menyimpang dari yang telah direncanakan
Semua beres, dan kami pun siap
melanjutkan perjalanan ke puncak selanjutnya. Jalur yang kami lalui memang
menyimpang dengan jalur yang di rekomendasikan, ilmu navdar pun tetap kami
gunakan.
Terlihat perkebunan Teh di Kejauhan
Kami bertemu dengan salah satu
organisasi sispala asal ibukota yang sedang mengadakan pendidikan, memang
tempat ini sangat cocok untuk dijadikan tempat pendidikan dasar namun minusnya
sulitnya mencari air di daerah sekitar sini.
Longsor
Bekas Tebangan
Sepanjang jalan banyak ditemui
longsoran-longsoran yang luasannya cukup besar. Maklum lah kondisi tanah di
pegunungan yang relatif labil. Di beberapa tempat terkadang kami temui tempat
bekas penebangan, kami tak mau berpikir kalau itu illegal atau tidak, yang gw khawatirkan
jika bertemu perambah dan mereka bersenjata, tapi di pulau jawa ini relatif
aman lah dibandingan dengan kondisi di luar jawa yang mana banyak sekali
gangguan pada hutan terlebih jumlah petugas yang bekerja terbatas dan banyaknya
mafia yang haus akan duniawi.
Jalan disini seringnya menaiki
dan menuruni punggungan yang cukup menguras tenaga. Sesekali pun kami
beristirahat untuk men-charge energi.
View dari Puncak Rimba, Terlihat Puncak Kencana di Kejauhan
Adzan Dzuhur mulai terdengar,
kami pun sampai pada puncak Rimba, kondisi puncak disini ditutupi oleh vegetasi,
namun jika turun kebawah sedikit akan didapati tempat di pinggiran punggungan
yang terbuka, dari sini kami dapat melihat puncak Kencana, Luhur, parkiran,
pos, dan hamparan kebun teh yang cukup luas, kami pun memutuskan untuk ishoma
di tempat ini.
Setelah Istirahat yang cukup kami
pun melanjutkan perjalanan menuruni puncak rimba untuk sampai menuju puncak
luhur.
Setelah menuruni puncak rimba
agak sulit untuk meninjau kondisi medan karena posisi mulai datar dan berada di
lembahan, dibutuhkan insting yang jernih dalam ber-navigasi darat, kesampingkan
lah egoisme kalau tidak ingin hukum alam yang berlaku. Memang alam adalah guru
terbaik, mereka mengajarkan banyak hal yang tidak akan didapatkan di bangku
kuliah...
Kami pun melanjutkan perjalanan
dengan mendapati medan menanjak kembali. Disini banyak spot yang tumbuhan
bawahnya cukup jarang, sehingga cukup enaklah untuk dijadikan tempat camp.
Plang puncak Luhur
View dari Puncak Luhur
Kantong Semar
Kantong Semar
Sampai lah kami di ujung
tanjakan, dan kami pun sampai di puncak luhur. Dari sini kami bisa melihat
perkebunan teh dan kota bogor di kejauhan. Di sekitar sini terdapat tanaman
kantong semar yang hidup dengan baik. Kami pun beristirahat sejenak ditempat
ini.
Bersantai di Puncak Luhur
Selagi beristirahat kami pun
melakukan orientasi medan kembali untuk memastikan posisi kami di peta. Kami
pun membuat planing dan segera turun menuruni punggungan sebelah utara puncak
ini. Jalanan turun di sini cukup curam, yang membuat kami harus ekstra
hati-hati. Kerjaan gw adalah menghitung berapa kali teman gw terpeleset dan
terjatuh sambil mentertawakannya wkwkwkwk.
Sampai pada akhirnya kami sampai
pada batas hutan dan langsung ditemui hamparan kebun teh yang luas, beuuuhhh...
Parkiran terlihat cukup jauh dari
lokasi ini, dan kami tetap berjalan ke arah sana. Di jalan kami menemui sungai,
dan kami pun sepakat untuk beristirahat solat dan mendokumentasikan beberapa
jepretan. Kami pun melanjutkan perjalanan, matahari mulai perlahan turun di
arah barat, pertanda hari semakin sore. Parkiran terlihat semakin dekat, hingga
akhirnya kami sampai di parkiran. Tak lama kami beristirahat, kami pun
melanjutkan perjalanan pulang dengan harapan tidak kemalaman di kebun teh yang
berbatu ini....
makasiih loh udh mau ngitungin berapa kali gue jatoh:)
BalasHapusmonyet.
Sama-sama 😂😂😂
Hapus